10 Kain Tradisional Cantik yang Ada di Indonesia - Kita pernah mendengar tentang batik, tapi batik bukan
satu-satunya kain cantik yang dimiliki Indonesia. Dengan ratusan kelompok etnis,
Indonesia memiliki ribuan kain tradisional berwarna, semuanya sama-sama cantik
dan unik, masing-masing memiliki arti dan nilai tersendiri.
Batik
Batik adalah tekstil tradisional paling menonjol di Indonesia, berasal dari pulau jawa. Secara tradisional, batik terbuat dari bahan alami, seperti katun dan sutera, atau campuran keduanya, menggunakan pewarna alami dan lilin yang menciptakan warna alami yang indah dan tenang dari kain. Batik dibuat dengan menerapkan lilin panas ke kain polos putih, membentuk pola yang diinginkan dan kemudian mewarnainya dengan warna. Kain itu kemudian dicuci dan direbus di air beberapa kali sebelum bisa digunakan.
Batik Jawa terbagi menjadi dua jenis: batik pedalaman (atau
batik kraton) dan batik pesisir (batik pesisir). Batik pedalaman, yang juga
dikenal dengan batik klasik, berasal dari tradisi bangsawan Jawa, khususnya di
Yogyakarta dan Surakarta (Solo). Ini pada awalnya dibuat untuk bangsawan dan
bangsawan dan memiliki banyak nilai dan makna tradisional. Batik pedalaman
biasanya memiliki pola geometris dan hadir dalam warna yang tenang dan gelap,
seperti coklat tua, coklat muda atau biru tua.
Sebaliknya, batik pesisiran, berkat pengaruh Cina, India dan
Arab, lebih cerah dalam warna dan lebih dinamis dalam pola. Warna yang lebih
jelas sering terlihat, seperti merah, hijau, fuchsia, biru dan kuning. Pola
seperti bunga, burung cendrawasih, atau kupu-kupu juga sering terlihat pada
batik pesisiran.
Sasirangan
Sasirangan adalah kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan. Pola dan warnanya diperoleh dari proses pewarnaan dengan penghalang, menggunakan tali atau benang untuk membentuk pola tertentu. Dibanding kain pewarna dasi pada umumnya, pola sasirangan biasanya lebih teratur dan lebih kecil, menciptakan kesan rahmat dan keanggunan.
Ulos
Ulos adalah tekstil tradisional suku Batak di Sumatera Utara
yang secara tradisional dipakai saat pernikahan, pemakaman atau acara formal lainnya.
Ulos biasanya dipakai sebagai penutup bahu. Ada banyak jenis ulos untuk
kebutuhan seremonial yang berbeda, namun secara umum ulos pada umumnya adalah
tenunan tangan, dibuat dengan menggunakan mesin tenun manual. Di pesta
pernikahan, pengantin wanita diikat bersama dengan satu helai ulos. Dalam
budaya Batak, memberi ulos (mangulosi) kepada teman dan kerabat merupakan
ekspresi cinta dan penghormatan kepada si penerima.
Gringsing
Gringsing adalah kain tradisional dari Tenangan, Bali.
Membuat satu potong gringsing memakan waktu yang sangat lama, sekitar dua
sampai lima tahun, karena prosesnya kebanyakan dilakukan dengan tangan, dengan
alat minimal yang terlibat. Nama gringsing itu berasal dari dua kata, gring
yang berarti "sakit" dan bernyanyi yang berarti "tidak /
negatif". Kain ini dipercaya sebagai obat penolak penyakit.
Songket
Songket adalah kain tenun tradisional Melayu. Bisa ditemukan
di Indonesia, Malaysia dan Brunei. Kain tenun tangan biasanya terbuat dari
sutera atau katun dan dianggap sebagai kain tradisional yang indah dan mewah
dan hanya dikenakan saat upacara, pernikahan, dan acara formal. Di Indonesia,
songket bisa ditemukan terutama di Palembang (Sumatera Selatan), Minangkabau
(Sumatera Barat), Medan (Sumatera Selatan), Jambi, Lombok dan Bali.
Sutra Bugis, atau sarang sutra Bugis, pada awalnya hanya
digunakan untuk berpasangan dengan baju bodo (pakaian tradisional Sulawesi
Selatan). Sarung sutra Bugis memiliki pola kotak-kotak yang berbeda yang
digunakan untuk memberi petunjuk apakah seorang Bugis sudah menikah. Pola
kotak-kotak yang lebih kecil dengan warna-warna cerah disebut Ballo Renni dan
dibuat untuk wanita yang belum menikah. Sementara pola kotak-kotak yang lebih
besar di balok merah terang Balo Lobang dibuat untuk pria yang belum menikah.
Selain kedua pola ini, ada juga beberapa pola lain dalam sarung sutra Bugis.
Besurek
Besurek (berarti "tertulis") berasal dari provinsi
sumatera. Ini adalah kain mirip batik tapi sebagian besar dari
pola-polanya mirip dengan tulisan Arab atau kaligrafi. Pola-pola itu
dipengaruhi oleh unsur-unsur Islam. Pembuatan besurek tidak jauh berbeda dengan
batik, tapi warnanya lebih terang dan lebih berani.
Tapis
Tapis adalah kain tenun tradisional dari Lampung. Biasanya
dibuat dalam warna gelap, kebanyakan hitam, merah tua atau hijau tua. Ini
dihiasi dengan benang emas yang melengkung dan bertali yang membentuk pola khas
tapis. Tapis juga bisa dihias dengan manik-manik atau koin kecil. Tapis
biasanya digunakan selama upacara formal dan acara khusus. Selain bagian kostum
pernikahan, Tapis juga bisa dijadikan hiasan dinding. Muncul dengan pola
tulisan bermotif bunga, geometrik, atau Arab.
Lurik
Lurik adalah kain tenun dengan garis-garis yang secara
tradisional merupakan pakaian pria pedesaan khas di antara suku Jawa. Terbuat
dari bahan katun kasar, kainnya relatif murah dan terjangkau bagi kaum miskin
di masa lalu. Kini lurik telah berubah menjadi kain modern yang sering digunakan
dalam mode modern dan telah dibuat dengan warna lebih.
Ikat
Ikat ditenun dari senar benang. Sebelum proses tenun, helai
benang diikat dengan plastik atau tali sesuai dengan pola yang akan dibuat,
sehingga bila dicelup, benang tidak akan ternoda dengan pewarna. Alat tenun
yang digunakan adalah alat tenun non-listrik. Beberapa daerah di Indonesia yang
terkenal dengan kain tenun ikat mereka adalah Toraja, Sintang, Jepara, Bali,
Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores dan Timor.
Sutra Bugis
Demikianlah 10 Kain Tradisional Cantik yang Ada di Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat.
SIlahkan berkomentar dengan sopan dan jangan meninggalkan link aktif. Terima kasih
EmoticonEmoticon